Sunday, April 22, 2007

Ketika Si kecil Berperilaku Buruk

Namanya saja anak-anak, pasti ada saat-saat di mana mereka berkelakuan buruk. Tidak displin, ngambek, memukul, marah, dan sebagainya. Dalam menghadapinya, yang penting, bagaimana orangtua harus menyikapimya agar perilaku tak terpuji anak tak menjadi kebiasaan buruk di masa depan. Dan bisa membawanya kearah sikap yang lebih baik, berakhlaq mulia dengan akidah Islam yang kuat. Adapun penanganan sikap terhadap mereka dapat dilakukan sebagai berikut :
ANAK BALITA:
Usia 6 - 18 bulan:
Ketika sedang bermain, tiba-tiba si kecil menggigit tangan Anda. Apa yang harus dilakukan?
Jangan Lakukan:
1.Jangan menggigitnya kembali. Banyak orang tua merasa, cara ini dapat memberi pelajaran bagi anak untuk tidak menggigit lagi di lain waktu. Maksudnya, biar anak kapok. Masalahnya, bayi yang masih kecil tidak mengerti, gigitan mereka menimbulkan rasa sakit atau sebaliknya. Hasilnya Anda berdua merasa sakit dan menderita.
Sebaiknya:
1.Dorong bayi dengan hati-hati dan katakan, “Sayang, jangan gigit, ya. Kalau kamu menggigit Mama, Mama kesakitan.”
2.Perlihatkan perilaku alternatif seperti memeluk.
3.Berikan sesuatu yang lembut untuk digigit bila bayi sedang dalam tahapan tumbuh gigi.
Usia 2 - 3 tahun:
Menendang dan berteriak, lalu si kecil yang sedang marah melemparkan mainan ke lantai toko karena Anda tidak mau membelikan mainan yang diinginkannya.
Jangan Lakukan:
1.Jangan coba-coba memberi alasan atau penjelasan panjang lebar pada anak. Anak-anak yang sedang rewel tidak akan mendengarkan apa yang Anda katakan.
2.Jangan kehilangan kendali, karena hal ini akan membuat anak takut dan memberikan contoh yang tidak bagus.
3.Jangan menuruti kemauan anak karena justru membiasakan anak untuk bersikap rewel setiap kali keinginannya tidak diikuti.
4.Jangan menyuap anak dengan permen atau yang lainnya karena hal ini akan membuat dia terbiasa mengharapkan sogokan bila keinginannya tidak dikabulkan.
Sebaiknya:
1.Tetap tenang dan jangan khawatir dengan tanggapan/pandangan orang lain.
2.Jangan berikan tanggapan. Beri perhatian sesedikit mungkin terhadap kerewelan anak, bila mungkin.
3.Gendong si kecil bila perlu, untuk mencegah terjadinya kecelakaan kecil ataupun kerusakan pada barang yang dijual.
4.Tinggalkan toko bila anak tetap rewel.
5.Bila anak sudah tenang, jelaskan padanya bahwa Anda berdua akan keluar dari toko dan pulang bila dia tetap rewel.
6.Beri hadiah bila anak berperilaku baik misalnya dengan menghabiskan waktu berdua secara istimewa. Makan es krim bersama, misalnya.
Usia 3 - 4 tahun:
Anak mendorong atau mencubit teman sepermainannya atau menggunakan bahasa yang tidak baik. Apa yang Anda lakukan?
Jangan Lakukan:
1.Jangan memukul atau menanmpar. Tindakan ini mengajarkan pada mereka, menampar sah-sah saja bila sudah lebih besar.
2.Jangan memberikan kritikan atau kehilangan kendali apalagi mengumpat. Hal ini dapat mengurangi rasa percaya diri anak dan memberikan contoh yang tidak baik.
3.Jangan menjauhkan anak dari teman-teman sepermainannya.
Sebaiknya:
1.Dengar alasan yang diberikan oleh anak tentang mengapa dia marah dan beri dukungan padanya bahwa dia berhak merasa marah dan mengekspresikan kemarahannya secara tepat.
2.Ajarkan pada anak kata-kata yang baik dan tepat untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya.Misal Allah menyukai kata-kata yang baik seperti Alhamdulillah jika mendapat hadiah, dsb.
3.Berikan sanksi padanya. Tidak perlu yang berat, misalnya minta si kecil untuk duduk diam dan manis selama beberapa menit.
Anak-anak usia ini mulai belajar tentang peraturan dan batasan-batasan meski mereka tetap membuat kesalahan. Anak selalu perlu diingatkan dan diberikan konsekuensi langsung yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan membantunya belajar tanpa merasa dipermalukan atau dikonfrontasi dari orangtuanya.
UMUR 5 TAHUN KE ATAS
Usia 5- 7 tahun:
Anda meminta anak membereskan mainannya. Dia menolak. Sesudah berulang kali memintanya, dia tetap tidak melakukannya. Apa yang harus dilakukan?
Jangan Lakukan:
1.Jangan mengomel. Anak tidak peduli dan Anda akan menjadi lebih frustrasi. Jangan mencap anak dengan sebutan ’malas’ atau ’jelek’ karena hal ini akan membentuk rasa percaya diri yang rendah
2.Jangan membereskan mainan karena kesal karena anak tak juga melakukannya karena hal ini tidak mendidik.
3.Jangan memberikan reaksi yang berlebihan dan jangan memberikan ancaman yang keras tetapi kemudian Anda luluh.
Sebaiknya:
1. Beri penjelasan dengan tenang dan jelas apa yang harus dilakukannya, misalnya, “Kumpulkan lebih dahulu semua mainan dan kalau sudah terkumpul, masukkan di dalam kotak ini.”
2.Tentukan waktu dan beri konsekuensinya bila dia tidak melakukannya. Contohnya, “Ibu minta kamu bereskan mainanmu dan harus sudah rapi sebelum makan siang. Kalau tidak, kita tidak lagi bisa menerima teman-teman kamu bermain di sini.”
3. Pastikan konsekuensinya cukup adil dan bahwa anak peduli dengan konsekuensi yang Anda berikan.
4. Sesudah satu peringatan tanpa ancaman, ikuti dengan konsekuensi bila anak tidak menyelesaikannya sesuai dengan yang Anda minta. Rosulullah bersabda : “Ajarkanlah anakmu sholat pada usia 7 tahun, suruhlah sholat pada usia 10 tahun, jika tidak mau maka pukullah.” Pukulan atau sanksi fisik baru diberikan jika dia sudah besar dan pukulan itu bukan untuk menyakitinya.
Usia 8 - 10 tahun:
Sudah waktunya tidur malam dan ternyata anak belum selesai mengerjakan pekerjaan rumahnya. Ia justru sedang asyik membaca komik. Bagaimana reaksi Anda?
Jangan Lakukan:
1. Jangan memarahi dan mengancam anak sebelum mengerti permasalahannya.
2. Jangan mengambil alih tugasnya dengan mengerjakan pekerjaan rumahnya.
Sebaiknya:
1.Coba untuk mengerti mengapa anak belum menyelesaikan tugasnya. Tunjukkan simpati Anda bila pekerjaan rumahnya memang sulit dan membuatnya frustrasi.
2. Bantu anak menyusun jadwal kapan harus membuat pekerjaan rumah yang diimbangi dengan istirahat.
3.Biarkan anak mengalami sendiri konsekuensinya akibat tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
4.Tunjukkan perasaan senang Anda pada saat melihat dia berusaha keras untuk menyelesaikan tugasnya, tidak hanya pada saat dia mendapatkan nilai yang bagus
Anak-anak pada usia ini menghadapi peningkatan tekanan dalam bersikap maupun dalam melakukan sesuatu, baik di sekolah maupun di depan teman-teman sepermainannya.
Mereka sangat khawatir akan penampilan mereka di hadapan orang lain. Pada saat yang sama, tanggung jawab mereka bertambah sementara orang tua tetap terus memberikan panduan dan batasan-batasan.
Langkah berikut mungkin bisa membantu; tanyakan pada guru anak, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan PR setiap malam.
Mendidik anak harus hati-hati dan butuh perhatian penuh kita karena kesalahan diawal akan memberikan dampak sikap kedepannya dan yang perlu diperhatikan disini sekali lagi ketika kecil ini aqidah harus ditanamkan dengan kuat.

Tetanggaku Saudaraku

Hampir tak seorang pun yang tidak ingin hidup rukun dan harmonis dengan tetangganya. Hanya orang-orang yang hatinya sakit saja mungkin yang menolak suasana hubungan harmonis itu. Sudahkah kita sadari, bahwa kekuatan sendi-sendi sosial suatu masyarakat, sangat ditentukan oleh keharmonisan hubungan antar warganya? Islam sangat memperhatikan masalah adab-adab bertetangga. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah mengingatkan Fatimah dengan keras agar segera memberikan tetangga mereka apa yang menjadi hak-hak mereka. Kisahnya berawal ketika Rasulullah saw pulang dari bepergian. Beberapa meter menjelang rumahnya, Rasulullah saw mencium aroma gulai kambing yang terbit dari rumah beliau. Rasul segera bergegas menuju ke rumahnya dan menemui Fatimah yang ternyata memang sedang memasak gulai kambing. Spontan Rasulullah saw memerintahkan putri tercinta beliau untuk memperbanyak kuah gulai yang sedang dimasaknya. “Wahai Fatimah, perbanyak kuahnya, dan bagi-bagikanlah kepada tetangga-tetangga kita. Sebab aku telah mencium gulai masakanmu sebelum langkahku sampai ke rumah,” ujar beliau pada putrinya.
Dari kisah di atas bisa kita ambil kesimpulan, bahwa penghormatan kepada tetangga dan sekaligus menjadi hak mereka adalah, membagi-bagikan makanan jika tetangga kita telah mengetahui, mendengar, atau mencium aroma makanan yang kita miliki. Ini merupakan salah satu bentuk kepedulian sosial yang diperintahkan Islam kepada kita. Islam memerintahkan kepada kita untuk senantiasa mempertajam sense of social kita.Ibroh (pelajaran) dari kisah di atas sekali lagi menegaskan, betapa Islam mengajarkan kita untuk senantiasa membiasakan diri merasakan kesenangan dan kesulitan bersama-sama dengan masyarakat kita. Artinya Islam sangat melarang kita hidup egois, serakah, dan individualistik. Dalam pesan yang lain, Rasulullah saw mengatakan; “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia menghormati tetangganya.”Peduli kepada tetangga, memang bukan perkara ringan. Ia merupakan tonggak keimanan seseorang pada Allah dan hari akhir. Dengan kata lain, lurusnya iman seseorang memang sangat ditentukan sejauh mana penghormatan orang itu pada tetangganya. Ada beberapa hal yang patut diperhatikan, menyangkut perkara penghormatan pada tetangga.
1. Mendakwahkan tetangga kita. Caranya bisa dengan pendekatan fardiyah (pribadi). Atau dengan kiat-kiat lain secara kolektif. Membentuk majelis pengajian RT pekanan atau bulanan, atau pengajian yang disisipkan pada acara-acara pertemuan rutin warga. Dengan demikian, kredibilitas kepribadian kita harus betul-betul diakui oleh masyarakat lingkungan kita.
2. Mengunjunginya bila ia sakit atau dalam kesulitan ekonomi. Tak usah menunggu tetangga kita yang sedang mengalami kesulitan ekonomi misalnya, datang kepada kita untuk meminjam uang. Sebaiknya, kitalah yang pro aktif menanyakan, apakah ia butuh pertolongan kita?
3. Memberi hadiah atau kiriman makanan pada tetangga kita. Baik bersifat spontan, atau kita mensetting waktu pemberian itu pada hari atau moment-moment tertentu.
4. Membiasakan anak-anak menabung yang dananya untuk membantu tetangga-tetangga yang kesulitan. Caranya dengan membuatkan masing-masing anak kita sebuah kotak tabungan yang sederhana. 5. Menjaga kehormatannya, yakni dengan cara tidak menggunjingnya. Lalu berupaya jangan sampai tidak bertegur-sapa

Sunday, April 15, 2007

KADO INDAH BUAT YANG INDAH

Aneka kado ini tidak dijual di toko. Anda bisa menghadiahkannya setiap saat,dan tak perlu membeli ! Meski begitu, delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi.
1. KEHADIRAN
Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir dihadapannya lewat surat, telepon, foto atau faks. Namun dengan berada disampingnya. Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian , dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Dengan demikian, kualitas kehadiran juga penting. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagian.
2. MENDENGAR
Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini, sebab, kebanyakan orang Lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Sudah lama diketehui bahwa keharmonisan hubungan antar manusia amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan. Berikan kado ini untuknya. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya. Ini memudahkan Anda memberi tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.
3. DIAM
Seperti kata-kata, didalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai Untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya. Diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya ‘ruang’. Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomeli
4. KEBEBASAN
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah, ‘ Kau bebas berbuat semaumu.’ Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.
5. KEINDAHAN
Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik ? Tampil indah dan rupawan juga merupakan kado lho. Bahkan tak salah jika Anda mengkadokannya tiap hari ! Senin keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana dirumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.
6. TANGGAPAN POSITIF
Tanpa, sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat,berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian ( dan juga permintaan maaf ), adalah kado cinta yang sering terlupakan.
7. KESEDIAAN MENGALAH
Tidak semua masalah layak menjai bahan pertengkaran. Apalagi sampai Menjadi cekcok yang hebat. Semestinya Anda pertimbangkan, apa iya sebuah hubungan cinta dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara persoalan itu? Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado ‘ kesediaan mengalah’ Okelah, Anda mungkin kesal atau marah karena dia telat datang memenuhi janji. Tapi kalau kejadiannya baru sekali itu, kenapa mesti jadi pemicu pertengkaran yang berlarut-larut ? Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini